Tembaga Rongsokan dan Harganya

Tembaga Rongsokan dan Harganya

Rongsokan tembaga ini terbagi menjadi beberapa kategori berdasarkan kadar kemurnian dan kondisi fisiknya. Yang pertama adalah tembaga rongsokan bersih atau bare bright copper, biasanya berasal dari kabel listrik yang sudah dikupas dan memiliki warna kemerahan mengilap tanpa oksidasi. Jenis ini memiliki harga tertinggi di pasaran. Selanjutnya ada tembaga kelas satu (no.1 copper), biasanya berupa potongan pipa atau kawat yang masih bersih meski sedikit teroksidasi. Lalu, ada tembaga kelas dua (no.2 copper) yang mengandung lebih banyak kontaminasi seperti sisa solder, lapisan pelindung, atau bercampur dengan logam lain.

Asal-usul limbah tembaga sangat beragam. Banyak yang berasal dari proyek konstruksi, pembongkaran bangunan tua, atau pabrik manufaktur. Selain itu, rumah tangga juga menyumbang limbah tembaga dari peralatan elektronik seperti AC, kulkas, televisi, dan mesin cuci. Semua limbah ini, jika dikelola dengan baik, dapat didaur ulang dan digunakan kembali, sehingga mengurangi kebutuhan terhadap tambang tembaga baru yang menguras sumber daya alam.

Baca Juga: Terbaru! Harga Tembaga Bekas Kabel Per Kilo Hari Ini

Kenapa Harga Tembaga Cenderung Fluktuatif?

Harga Tembaga rongsokan

Harga tembaga tidak bersifat tetap. Dalam jangka pendek maupun panjang, nilainya bisa mengalami perubahan yang cukup signifikan. Salah satu alasan utama kenapa harganya bisa naik turun adalah kondisi ekonomi global. Tembaga merupakan bahan baku penting untuk sektor industri, terutama dalam bidang konstruksi, otomotif, dan elektronik. Saat permintaan industri meningkat, misalnya ketika negara-negara sedang gencar membangun infrastruktur, harga tembaga biasanya ikut naik.

Faktor lainnya adalah ketersediaan pasokan. Negara-negara produsen tembaga seperti Chile, Peru, dan China sangat berpengaruh terhadap pasokan global. Jika terjadi gangguan produksi, seperti bencana alam, konflik politik, atau mogok kerja di tambang, pasokan bisa terganggu dan menyebabkan harga naik. Di sisi lain, peningkatan kapasitas produksi atau penemuan tambang baru dapat membuat harga tembaga turun karena pasokan melimpah.

Selain itu, nilai tukar mata uang, terutama terhadap dolar AS, juga turut memengaruhi harga tembaga. Karena perdagangan logam dunia sebagian besar dilakukan dalam mata uang dolar, perubahan nilai tukar dapat memengaruhi daya beli negara pengimpor dan eksportir. Misalnya, ketika dolar menguat, harga tembaga cenderung naik untuk negara-negara dengan mata uang yang lebih lemah.