Harga Tembaga di Rongsokan – Tembaga rongsokan masih menjadi salah satu komoditas yang diminati di pasar barang bekas dan industri daur ulang. Nilainya yang tinggi serta permintaan yang stabil membuat banyak orang terus memantau pergerakan harganya.
Bagi para pengepul, pemulung, hingga pelaku industri kecil, memahami dinamika harga tembaga di rongsokan menjadi langkah penting agar bisa mendapatkan keuntungan optimal dan menghindari kerugian saat transaksi.
Berikut ini adalah pembaruan harga serta berbagai faktor yang memengaruhinya dari waktu ke waktu.
Daftar Isi
Harga Tembaga di Rongsokan Minggu Ini
Harga tembaga di pengepul mengalami fluktuasi ringan selama sepekan terakhir. Di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, harga tembaga bekas jenis merah berkisar antara Rp90.000 hingga Rp102.000 per kilogram. Sementara itu, tembaga kuning—yang umumnya berasal dari limbah kuningan atau paduan logam—berada di kisaran Rp70.000 hingga Rp78.000 per kilogram.
Di lapangan, pengepul besar melaporkan bahwa permintaan terhadap tembaga cenderung stabil, meski suplai dari pemulung dan pelaku sektor informal sedikit menurun. Hal ini disebabkan oleh cuaca hujan yang menyulitkan pengumpulan barang bekas. Meski begitu, tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan karena stok di gudang masih mencukupi untuk memenuhi permintaan harian dari pabrik daur ulang dan industri ekspor.
Faktor lain yang turut memengaruhi harga adalah kualitas tembaga yang ditawarkan. Tembaga murni tanpa lapisan plastik atau kotoran lainnya dihargai lebih tinggi dibandingkan dengan tembaga bercampur, seperti kabel tembaga yang belum dikupas. Oleh sebab itu, para pengepul kerap menawarkan dua jenis harga, tergantung dari kebersihan dan kemurnian material tembaga yang mereka terima.
Baca Juga: Terbaru! Harga Tembaga Per Kilo di Rongsokan
Prediksi Perubahan Harga Tembaga di Rongsokan
Melihat tren dari beberapa bulan terakhir, harga tembaga di rongsokan diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan dalam 1–2 bulan ke depan. Peningkatan ini tidak terlepas dari tren permintaan global yang menunjukkan pertumbuhan, terutama dari sektor industri kendaraan listrik, infrastruktur, dan konstruksi.
Data dari London Metal Exchange (LME) menunjukkan bahwa harga tembaga global telah naik sekitar 3% dalam tiga minggu terakhir. Hal ini turut mendorong para eksportir tembaga bekas di Indonesia untuk menyerap lebih banyak stok dari pasar lokal. Secara historis, kenaikan harga tembaga dunia selalu diikuti oleh peningkatan harga tembaga rongsokan di dalam negeri, meskipun ada jeda waktu tertentu.
Selain itu, adanya potensi gangguan pasokan dari negara produsen utama seperti Chile dan Peru akibat ketegangan politik dan cuaca ekstrem menjadi faktor pendorong kenaikan harga. Apabila pasokan global terganggu, maka nilai jual tembaga—termasuk yang berasal dari limbah daur ulang—akan semakin tinggi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pasar logam bekas juga sangat sensitif terhadap isu ekonomi global, seperti suku bunga dan nilai tukar mata uang. Jika terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, maka harga tembaga impor akan naik dan berpengaruh secara langsung pada harga tembaga rongsokan di Indonesia. Maka dari itu, memantau perkembangan ekonomi makro juga menjadi strategi penting dalam membaca arah pergerakan harga tembaga bekas.
Dampak Pasar Dunia Terhadap Harga Lokal
Harga tembaga rongsokan lokal sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar internasional. Tembaga merupakan salah satu logam yang diperdagangkan secara global, sehingga setiap pergerakan harga di pasar dunia akan memberikan efek domino pada nilai jual di tingkat domestik.
Ketika harga tembaga dunia meningkat karena permintaan tinggi dari Tiongkok, India, atau negara-negara industri besar lainnya, maka eksportir lokal akan memburu stok rongsokan untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Hal ini menyebabkan peningkatan permintaan di pasar lokal yang secara langsung mendorong harga naik. Situasi ini umumnya dimanfaatkan oleh para pengepul besar yang memiliki akses langsung ke pelabuhan atau mitra ekspor.
Sebaliknya, ketika terjadi penurunan harga di pasar global—misalnya akibat krisis ekonomi atau kelebihan pasokan dari tambang—maka harga tembaga bekas juga cenderung turun. Pabrik daur ulang akan menahan pembelian dan menunggu harga kembali stabil. Di tingkat bawah, para pengumpul dan pengepul kecil menjadi pihak yang paling merasakan dampaknya karena harga beli turun drastis.
Selain faktor permintaan, biaya logistik internasional juga mempengaruhi harga tembaga lokal. Ketika ongkos kirim meningkat, eksportir akan mencari margin tambahan dari pasar lokal dengan cara menekan harga beli. Ini sebabnya harga tembaga rongsok tidak bisa lepas dari pengaruh global dan harus dianalisis dalam konteks pasar dunia.
Peran Pengepul dalam Penentuan Harga
Pengepul memegang peran sentral dalam rantai distribusi tembaga bekas. Mereka berfungsi sebagai penghubung antara pengumpul kecil atau pemulung dengan pabrik peleburan atau eksportir besar. Dalam menentukan harga beli, pengepul mempertimbangkan beberapa aspek penting, seperti kualitas barang, jumlah pasokan, ongkos operasional, dan tren harga pasar saat itu.
Harga awal biasanya ditetapkan oleh pengepul besar berdasarkan negosiasi dengan pabrik. Kemudian, harga tersebut diturunkan sedikit untuk dibeli dari pengepul kecil dan pemulung, guna menutupi biaya transportasi, tenaga kerja, serta risiko penyusutan material akibat kualitas yang kurang baik. Pola distribusi harga ini menciptakan margin yang berbeda di tiap level rantai pasok.
Beberapa pengepul besar juga mengacu pada indeks harga logam bekas yang diterbitkan secara berkala. Namun, karena pasar rongsokan di Indonesia masih bersifat informal, seringkali harga lebih ditentukan oleh kekuatan tawar-menawar serta hubungan personal antara pemasok dan pengepul.
Transparansi harga di pasar ini cenderung rendah, sehingga pemulung atau penjual kecil sering tidak mengetahui harga pasar sebenarnya. Di sinilah peran pengepul menjadi sangat kuat—mereka bisa menentukan harga dengan fleksibel, tetapi juga dapat mengarahkan pasar agar tetap stabil melalui pembelian dalam jumlah besar dan pengelolaan stok.
Cara Mendapatkan Harga Terbaik
Untuk mendapatkan harga terbaik saat menjual tembaga rongsokan di pengepul, ada beberapa strategi praktis yang bisa diterapkan. Pertama, pastikan tembaga yang akan dijual sudah dipisahkan berdasarkan jenis dan kualitasnya. Tembaga merah murni, misalnya, akan dihargai lebih tinggi dibandingkan kabel tembaga yang masih terbungkus isolator. Oleh karena itu, meluangkan waktu untuk membersihkan dan memilah tembaga bisa menghasilkan selisih harga yang signifikan.
Kedua, lakukan survei harga secara berkala di beberapa pengepul. Jangan langsung menjual ke pengepul pertama yang ditemui, terutama jika jumlah tembaga yang dimiliki cukup banyak. Bandingkan harga beli dari beberapa tempat agar bisa memilih tawaran terbaik. Di beberapa kota, selisih harga antar pengepul bisa mencapai Rp3.000–Rp5.000 per kilogram, tergantung lokasi dan skala usaha mereka.
Ketiga, manfaatkan jaringan sesama pemulung atau pengumpul barang bekas untuk bertukar informasi harga. Komunitas informal ini sering memiliki informasi terkini mengenai pengepul yang sedang menawarkan harga tinggi atau lokasi gudang yang sedang membutuhkan pasokan banyak.
Keempat, jika memungkinkan, jual langsung ke pengepul besar atau ke pabrik kecil. Memotong satu rantai distribusi bisa memberikan harga yang lebih baik. Namun, cara ini membutuhkan kuantitas yang lebih banyak serta kemampuan negosiasi yang lebih kuat.
Terakhir, simpan tembaga saat harga sedang turun dan jual ketika tren harga mulai naik. Teknik ini membutuhkan kesabaran dan ruang penyimpanan yang memadai, tetapi sangat efektif untuk memaksimalkan keuntungan. Pantau grafik harga tembaga dunia sebagai indikator awal perubahan tren pasar lokal.
Kesimpulan
Update harga tembaga di rongsokan bukan hanya informasi pasif, tapi juga alat penting untuk mengambil keputusan yang cerdas dalam menjual atau membeli logam bekas. Dengan memahami perkembangan harga mingguan, memantau tren global, serta memperhatikan peran pengepul, siapa pun bisa menavigasi pasar ini dengan lebih baik. Gunakan strategi yang tepat agar tidak hanya mendapatkan harga terbaik, tapi juga menjaga keberlangsungan bisnis daur ulang secara berkelanjutan.