Faktor Utama yang Mempengaruhi Harga Tembaga
Mengapa harga tembaga bisa naik-turun? Ada banyak faktor yang saling terkait.
1. Permintaan Industri Global
Ketika sektor konstruksi sedang booming atau pabrik kendaraan listrik meningkatkan produksi, otomatis kebutuhan tembaga melonjak. Kenaikan permintaan ini langsung berdampak pada harga perkilo tembaga.
2. Ketersediaan Pasokan Tambang
Sebagian besar tembaga berasal dari tambang besar di Chili, Peru, dan beberapa negara lain. Jika ada gangguan produksi, misalnya karena cuaca ekstrem atau kebijakan pemerintah, pasokan bisa terganggu sehingga harga pun terdorong naik.
3. Nilai Tukar Mata Uang
Karena perdagangan tembaga umumnya menggunakan dolar AS, fluktuasi kurs mata uang juga berpengaruh. Jika dolar menguat, harga tembaga di negara lain cenderung lebih mahal.
4. Tren Ekonomi Dunia
Saat ekonomi global tumbuh, permintaan logam industri ikut terdorong. Sebaliknya, ketika resesi melanda, konsumsi menurun dan harga bisa tertekan.
5. Recycle dan Barang Bekas
Menariknya, tembaga adalah logam yang bisa didaur ulang berkali-kali tanpa kehilangan kualitas. Itu sebabnya pasar barang bekas juga ikut menentukan harga perkilo tembaga, terutama di negara berkembang di mana aktivitas jual beli rongsokan cukup tinggi.
Harga Perkilo Tembaga Terbaru 2025
Memasuki tahun 2025, harga tembaga menunjukkan tren stabil dengan kecenderungan naik. Berdasarkan pantauan pasar logam internasional dan aktivitas perdagangan lokal, berikut perkiraan harga:
- Tembaga murni baru: sekitar Rp125.000 – Rp135.000 per kilogram
- Tembaga bekas berkualitas tinggi (kabel kupas bersih): Rp105.000 – Rp115.000 per kilogram
- Tembaga campuran atau bercampur bahan lain: Rp80.000 – Rp95.000 per kilogram
Angka ini tentu bisa berbeda-beda tergantung lokasi, kualitas barang, serta permintaan di pasar setempat. Namun secara umum, tahun 2025 diprediksi masih jadi masa yang cerah untuk perdagangan tembaga.