Metode ini cocok untuk investor pemula yang ingin membangun portfolio precious metal secara bertahap. Disiplin menjalankan pembelian berkala juga membantu membentuk kebiasaan menabung dan investasi yang konsisten tanpa terlalu terpengaruh oleh fluktuasi pasar harian.
2. Diversifikasi Portfolio
Alokasi logam mulia dalam portfolio investasi sebaiknya disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan finansial masing-masing investor. Umumnya, alokasi 5-10% dari total portfolio dianggap proporsional untuk memberikan perlindungan terhadap inflasi tanpa mengorbankan potensi return dari instrumen lainnya.
Diversifikasi juga dapat dilakukan dengan memilih berbagai jenis produk emas, mulai dari batangan fisik, koin emas, hingga instrumen derivatif seperti gold ETF. Masing-masing produk memiliki karakteristik likuiditas dan biaya transaksi yang berbeda sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan investasi.
3. Timing dan Market Sentiment
Memahami siklus pasar dan sentiment investor membantu menentukan momentum yang tepat untuk masuk atau keluar dari investasi logam mulia. Periode ketidakpastian ekonomi atau gejolak geopolitik seringkali menjadi waktu yang baik untuk menambah posisi emas sebagai safe haven asset.