Jenis tembaga putih

6 Jenis Tembaga Putih dan Harga Perkilo

Perkembangan penting terjadi pada abad ke-19 ketika produsen Jerman mulai memproduksi nickel silver (yang merupakan salah satu jenis tembaga putih) secara massal. Material ini kemudian dikenal dengan nama “German Silver” dan menjadi sangat populer untuk pembuatan peralatan makan, perhiasan, dan berbagai produk dekoratif. Periode ini menandai awal dari standardisasi komposisi berbagai jenis tembaga putih.

Di Asia Tenggara termasuk Indonesia, jenis tembaga putih mulai dikenal luas seiring masuknya teknologi pengolahan logam dari Eropa dan Timur Tengah. Pengrajin lokal kemudian mengembangkan teknik khusus untuk mengolah berbagai jenis tembaga putih menjadi kerajinan tangan bernilai tinggi. Hingga kini, industri pengolahan tembaga putih terus berkembang seiring dengan penemuan paduan baru dan aplikasi yang semakin beragam.

Jenis-Jenis Tembaga Putih dan Harga Perkilogram

1. Cupronickel (Tembaga-Nikel)

Cupronickel merupakan salah satu jenis tembaga putih yang paling umum dengan komposisi utama tembaga (Cu) dan nikel (Ni). Paduan ini biasanya mengandung 70-90% tembaga dan 10-30% nikel, memberikan warna silver keabu-abuan yang elegan. Kelebihan utama cupronickel adalah ketahanannya yang sangat baik terhadap korosi air laut, membuatnya ideal untuk aplikasi maritim.

Karakteristik fisik cupronickel meliputi titik leleh sekitar 1170-1240°C tergantung pada komposisi spesifiknya, dan densitas sekitar 8,9 g/cm³. Paduan ini juga memiliki konduktivitas termal dan listrik yang baik, meskipun tidak sebaik tembaga murni. Industri perkapalan banyak menggunakan jenis tembaga putih ini untuk pipa kondensor, sistem pendingin, dan komponen yang bersentuhan langsung dengan air laut.