Besi tua atau yang lebih dikenal dengan sebutan “besi scrap/besi bekas/besi rongsokan” yang ternyata masih menyimpan nilai ekonomis yang cukup menggiurkan. Material logam yang sudah tidak terpakai ini bukan sekadar sampah yang harus dibuang begitu saja, melainkan komoditas yang bisa memberikan keuntungan bagi siapa saja yang mau memanfaatkannya. Tak heran jika bisnis daur ulang logam terus berkembang dan menjanjikan di berbagai kalangan masyarakat.
Daftar Isi
Mengenal Besi Tua Mulai dari Sejarah hingga Keunggulannya
Pemanfaatan besi tua dalam industri baja sebenarnya sudah berlangsung sejak awal abad ke-20, ketika kebutuhan baja meningkat pesat untuk pembangunan infrastruktur, transportasi, dan kebutuhan militer. Industri baja dunia mulai menyadari bahwa besi bekas dari rel kereta, kapal perang, hingga bangunan tua bisa dilebur kembali menjadi baja baru dengan biaya lebih murah dibanding menambang bijih besi dari alam. Sejak saat itu, besi tua bukan lagi dianggap limbah, melainkan sumber daya strategis yang mampu menopang produksi baja dalam jumlah besar.
Di Indonesia, praktik penggunaan besi tua mulai marak sejak era pembangunan pasca-kemerdekaan, ketika kebutuhan baja untuk konstruksi gedung, jembatan, dan proyek infrastruktur sangat tinggi. Banyak pabrik peleburan dalam negeri yang mengandalkan pasokan besi scrap sebagai bahan baku alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada impor bijih besi. Hingga kini, besi scrap tetap menjadi komoditas penting dalam industri baja modern karena lebih ramah lingkungan, hemat energi, dan membantu memperpanjang siklus hidup material logam.
Besi tua atau scrap metal merupakan material logam yang sudah tidak digunakan lagi dan berasal dari berbagai sumber seperti kendaraan bekas, alat elektronik rusak, konstruksi bangunan, atau peralatan industri yang sudah mencapai masa pakainya. Material ini biasanya berbentuk potongan-potongan besi dengan ukuran dan bentuk yang beragam, mulai dari serpihan kecil hingga bagian yang cukup besar seperti rangka mobil atau mesin.
Sumber utama besi bekas ini bisa didapatkan dari rumah tangga, pabrik, bengkel, proyek konstruksi, atau bahkan dari tempat pembuangan akhir yang masih memiliki material logam yang bisa diselamatkan.
Baca Juga:
- (Diperbarui) Daftar Harga Besi 1kg Hari Ini 2025
- Daftar Ukuran dan Harga Besi Beton per Batang untuk Konstruksi
- Mau Jual? Segini Harga Besi Bekas per Kg Hari Ini
Keunggulan besi scrap terletak pada kemampuannya untuk didaur ulang berkali-kali tanpa kehilangan kualitas dasarnya, menjadikannya komoditas yang sangat berharga dalam industri logam. Daripada membiarkan material ini menumpuk sebagai limbah, lebih baik memanfaatkannya dengan cara menjual kepada pengepul atau langsung ke pabrik daur ulang yang membutuhkan bahan baku alternatif.
Peluang bisnis jual beli besi tua sangat terbuka lebar mengingat permintaan industri yang terus meningkat, terutama dari sektor manufaktur yang membutuhkan bahan baku dengan harga lebih ekonomis dibandingkan besi baru.
Berdasarkan Klasifikasi atau Jenisnya
1. Besi Tua Kelas A
Besi tua kelas A merupakan kategori tertinggi dalam klasifikasi besi scrap dengan kualitas terbaik dan tingkat kemurnian logam yang sangat tinggi. Contoh material yang termasuk dalam kelas ini adalah potongan besi murni tanpa campuran, pipa besi tebal tanpa karat, plat besi yang masih dalam kondisi baik, dan komponen mesin yang terbuat dari besi berkualitas tinggi.
Material kelas A ini biasanya didapatkan dari industri manufaktur, proyek konstruksi besar, atau sisa produksi pabrik yang masih memiliki standar kualitas prima. Penggunaan utama kelas A adalah untuk produksi besi baja berkualitas tinggi, pembuatan komponen otomotif, dan industri konstruksi yang membutuhkan material dengan kekuatan struktur optimal.
Baca Juga: 5 Jenis Besi Bekas yang Bernilai Tinggi untuk Dijual ke Pengepul
2. Besi Tua Kelas B
Besi tua kelas B mencakup material logam dengan kualitas menengah yang masih layak untuk didaur ulang meskipun mengalami sedikit penurunan kualitas dibandingkan kelas A. Contoh jenis kelas B yaitu rangka kendaraan bekas, pagar besi yang sudah berkarat ringan, peralatan rumah tangga berbahan besi, dan komponen mesin yang mengalami sedikit keausan.
Kita bisa mendapatkan besi kelas B dengan mudah yang berasal dari kendaraan tua, renovasi rumah, peralatan elektronik bekas, dan limbah industri kecil menengah. Material kelas B ini sering dimanfaatkan untuk produksi besi konstruksi standar, pembuatan pagar, dan berbagai produk logam untuk keperluan sehari-hari.
3. Besi Tua Kelas C
Kelas C memiliki kualitas di bawah standar, namun masih memiliki nilai ekonomis untuk proses daur ulang. Material ini biasanya berupa besi yang sudah mengalami korosi sedang, campuran logam dengan kemurnian rendah, atau potongan-potongan kecil dari berbagai sumber yang tercampur. Contohnya adalah sisa-sisa pembongkaran bangunan lama, peralatan rumah tangga yang sudah rusak parah, dan limbah logam dari bengkel-bengkel kecil.
Besi scrap kelas C umumnya didapatkan dari pengumpul besi rongsok keliling, tempat pembuangan sampah, atau hasil pembongkaran bangunan tua. Dimanfaatkan untuk produksi besi cor, pembuatan produk logam sederhana, dan sebagai campuran dalam proses peleburan logam.
4. Besi Tua Kelas D
Kelas D mencakup material dengan kualitas paling rendah namun tetap memiliki nilai daur ulang. Material ini biasanya berupa besi yang sudah sangat berkarat, tercampur dengan bahan non-logam, atau dalam bentuk serpihan-serpihan kecil yang sulit dipisahkan. Contoh besi tua kelas D meliputi kaleng bekas yang sudah rusak, kawat besi yang sudah putus-putus, dan limbah logam dari proses industri yang sudah terkontaminasi.
Besi bekas kelas D bisa dengan mudah kita temui di tempat pembuangan akhir, limbah rumah tangga, dan hasil pembersihan area industri. Meskipun kualitasnya rendah, besi bekas kelas D masih bisa dimanfaatkan untuk produksi bahan baku industri dasar, campuran dalam proses peleburan, dan pembuatan produk logam dengan spesifikasi minimal.
5. Besi Tua Kelas E
Termasuk dalam kategori besi bekas dengan kualitas paling rendah dalam klasifikasi besi tua. Umumnya, jenis ini berasal dari logam yang sangat tipis, ringan, dan tidak memiliki kekuatan struktural yang tinggi. Ciri-cirinya antara lain mudah berkarat, tipis dengan ketebalan hanya sekitar 1–2 mm, ringan ketika diangkat, serta sering kali sudah mengalami deformasi (penyok atau bengkok). Dari segi nilai jual, kelas E memiliki harga paling rendah dibanding kelas lainnya karena kandungan besinya relatif sedikit dan bercampur dengan material lain seperti cat, karat, atau sisa kotoran.
Contoh umum kelas E antara lain kaleng susu bekas, kaleng minuman, drum tipis, kawat las, dan velg sepeda. Kita bisa menemukannya dengan mudah di tempat-tempat yang menghasilkan limbah logam tipis, seperti rumah tangga, bengkel motor atau sepeda, pabrik makanan dan minuman, hingga lapak rongsokan kecil. Sumber utama biasanya berasal dari sampah rumah tangga yang dikumpulkan oleh pengepul barang bekas atau dari limbah industri makanan dan minuman yang menggunakan wadah berbahan dasar besi tipis.
Harga Besi Tua per Kg di Pasaran
Harga besi tua di pasaran barang bekas saat ini berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 6.000 per kilogram tergantung kualitas, jenis, dan kondisi material yang dijual. Naik-turunnya harga sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar global, harga bahan baku besi internasional, dan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung saat ini. Ciri-ciri besi bekas berkualitas yang memiliki harga tinggi antara lain tidak terlalu berkarat, memiliki ketebalan yang cukup, bebas dari campuran material non-logam, dan mudah diidentifikasi jenisnya.
Harga besi tua di Indonesia tidak selalu sama, karena dipengaruhi faktor lokasi, akses transportasi, serta jumlah industri peleburan di daerah tersebut. Di Pulau Jawa, khususnya Jakarta dan sekitarnya, harganya cenderung lebih stabil dan tinggi, rata-rata berada di kisaran Rp5.000–5.500 per kg untuk besi kelas A–C. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pabrik baja dan pengepul besar di wilayah industri seperti Cilegon, Bekasi, dan Surabaya yang membutuhkan pasokan scrap dalam jumlah besar. Sementara itu, di daerah-daerah dengan biaya logistik lebih tinggi, harga bisa sedikit lebih rendah.
Di Sumatra, harga besi tua biasanya berkisar antara Rp4.700–5.200 per kg, tergantung kedekatan dengan pelabuhan atau pusat industri. Di Kalimantan dan Sulawesi, harga relatif lebih rendah, rata-rata Rp4.000–4.800 per kg, karena distribusi scrap ke pabrik baja membutuhkan ongkos transportasi tambahan atau bahkan pengiriman ke luar pulau. Perbedaan harga ini menunjukkan bahwa selain kualitas besi, faktor lokasi dan jaringan distribusi memiliki pengaruh besar terhadap nilai jual di pasar lokal.
Untuk memantau perkembangan harga terbaru setiap harinya secara real-time, kita bisa menggunakan berbagai platform online seperti website pengepul besi rongsokan, grup media sosial komunitas besi scrap, atau aplikasi khusus yang menyediakan informasi harga komoditas logam. Beberapa pengepul besi rongosokan besar juga menyediakan layanan informasi harga melalui WhatsApp atau telepon yang bisa diakses secara langsung. Memahami pergerakan harga ini sangat penting untuk mendapatkan keuntungan maksimal saat menjual besi bekas yang kita miliki.
Besi Tua Biasanya Digunakan untuk Apa?
Besi tua yang kita jual kepada pengepul atau pabrik daur ulang akan diolah kembali menjadi bahan baku untuk industri manufaktur yang membutuhkan material logam dengan harga lebih ekonomis. Proses daur ulang ini sangat menguntungkan karena mengurangi kebutuhan penambangan bijih besi baru yang memerlukan biaya produksi tinggi dan berdampak pada lingkungan. Industri konstruksi, otomotif, dan manufaktur logam menjadi konsumen utama dari besi scrap yang sudah diolah karena kualitasnya yang masih memadai untuk berbagai keperluan produksi.
Selain itu, besi bekas juga dimanfaatkan untuk pembuatan produk-produk sekunder seperti pagar, terali, furniture logam, dan berbagai peralatan rumah tangga yang tidak memerlukan spesifikasi material terlalu tinggi. Industri seni dan kerajinan logam pun sering memanfaatkannya sebagai bahan baku untuk menciptakan karya seni unik dengan nilai estetika tinggi. Dengan demikian, setiap per kilogramnya yang kita jual berkontribusi dalam siklus ekonomi circular yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Selain dijual ke pabrik peleburan, besi scrap juga memiliki nilai tambah ketika dimanfaatkan kembali menjadi produk kreatif. Banyak pengrajin kini mengolah potongan besi bekas menjadi kerajinan tangan, seperti miniatur kendaraan, patung logam, dan dekorasi artistik. Tren furnitur industrial juga semakin populer, di mana besi tua dipadukan dengan kayu bekas untuk menghasilkan meja, kursi, rak, atau lampu dengan gaya unik dan bernilai tinggi. Bahkan, sebagian masyarakat menggunakannya untuk membuat aksesoris rumah seperti gagang pintu, gantungan dinding, atau pagar dekoratif. Dengan kreativitas, besi yang tadinya dianggap limbah bisa berubah menjadi produk bernilai jual tinggi sekaligus ramah lingkungan.
Pemanfaatan besi tua juga sangat penting dalam mendukung ekonomi sirkular, yaitu sistem ekonomi yang berfokus pada penggunaan kembali sumber daya agar tidak cepat menjadi limbah. Setiap ton yang didaur ulang dapat mengurangi kebutuhan bijih besi baru, sekaligus menekan aktivitas penambangan yang berdampak pada lingkungan. Dari sisi energi, proses peleburan scrap besi menghemat hingga 60–74% energi dibandingkan memproduksi baja dari bahan mentah. Selain itu, emisi karbon yang dihasilkan juga lebih rendah, sehingga berkontribusi terhadap upaya global mengurangi perubahan iklim. Dengan demikian, bisnis ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga mendukung pembangunan berkelanjutan.
Tempat Jual Besi Tua
Untuk menjual besi tua atau scrap metal, kita memiliki beberapa pilihan tempat yang bisa dikunjungi baik secara offline maupun online. Tempat penjualan offline yang paling umum adalah pengepul besi di lingkungan sekitar, pasar loak, atau langsung ke pabrik daur ulang yang menerima material dari masyarakat umum. Keunggulan penjualan offline adalah kita bisa langsung melihat proses penimbangan, negosiasi harga secara langsung, dan mendapatkan pembayaran tunai di tempat tanpa harus menunggu proses transfer.
Di era digital ini, platform online juga menyediakan layanan jual beli besi bekas melalui marketplace khusus, aplikasi pengepul digital, atau grup media sosial yang fokus pada perdagangan scrap metal. Penjualan online lebih menguntungkan karena bisa membandingkan harga dari berbagai pembeli, memiliki jangkauan pasar yang lebih luas, dan proses transaksi yang lebih transparan. Namun untuk pemula, penjualan offline masih menjadi pilihan terbaik karena lebih mudah, aman, dan tidak memerlukan proses pembelajaran teknologi yang rumit.
Dalam bisnis besi tua, ada aspek hukum yang wajib diperhatikan. Tidak semua besi bekas boleh diperjualbelikan, terutama jika berasal dari aset milik negara atau perusahaan vital, seperti rel kereta api, kabel listrik PLN, tiang telekomunikasi, hingga material jembatan. Penjualan besi curian dari aset publik ini termasuk tindak pidana pencurian dan penadahan, dengan ancaman hukuman sesuai Pasal 480 KUHP serta aturan khusus lain yang mengatur objek vital negara.
Risikonya sangat besar: selain bisa dikenakan pidana penjara, pelaku juga dapat dikenakan denda dan penyitaan barang bukti. Banyak kasus di Indonesia di mana penadah ikut terseret karena membeli kabel PLN atau rel kereta hasil curian. Oleh karena itu, para pelaku usaha harus memastikan legalitas barang yang dibeli, biasanya dengan surat jalan resmi, dokumen lelang, atau bukti transaksi dari perusahaan berwenang. Dengan mematuhi aturan hukum, usaha besi tua bisa tetap menguntungkan tanpa menimbulkan masalah hukum di kemudian hari.
Cara Jual Besi Tua
Langkah pertama dalam menjual besi tua adalah mengumpulkan dan memilah material berdasarkan jenis dan kualitasnya untuk memudahkan proses penilaian harga. Pisahkan besi dari material non-logam seperti plastik, karet, atau kayu yang masih menempel karena hal ini akan mempengaruhi harga jual. Bersihkan material dari kotoran yang tidak perlu dan kelompokkan berdasarkan ukuran untuk memudahkan proses penimbangan di tempat pengepul.
Setelah material siap, langkah kedua adalah mencari informasi harga terkini di beberapa pengepul untuk mendapatkan penawaran terbaik. Hubungi minimal 3-5 pengepul di area sekitar untuk membandingkan harga dan kondisi penjualan yang ditawarkan. Pastikan untuk menanyakan sistem pembayaran, biaya transportasi jika menggunakan jasa antar, dan persyaratan khusus yang mungkin diperlukan.
Langkah ketiga adalah melakukan negosiasi harga dan proses transaksi dengan pengepul yang memberikan penawaran terbaik. Bawa material ke lokasi pengepul atau manfaatkan layanan jemput bola jika tersedia dengan kesepakatan biaya yang jelas. Saat proses penimbangan, pastikan untuk mengawasi dengan teliti dan meminta bon atau kwitansi sebagai bukti transaksi. Setelah semuanya selesai, terima pembayaran dan pastikan jumlahnya sesuai dengan kesepakatan awal, maka proses penjualan besi bekas telah berhasil diselesaikan.
FAQ Besi Tua atau Besi Scrap
Q: Apa yang dimaksud besi tua?
A: Besi tua adalah material logam bekas yang sudah tidak digunakan lagi dan berasal dari berbagai sumber seperti kendaraan, peralatan rumah tangga, atau konstruksi bangunan yang masih memiliki nilai ekonomis untuk didaur ulang.
Q: Berapa harga 1 kg besi tua?
A: Harga besi tua saat ini berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 6.000 per kilogram tergantung pada kualitas, jenis, dan kondisi material, dengan fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh permintaan pasar global.
Q: Besi tua apa saja?
A: Besi tua meliputi rangka kendaraan bekas, pipa besi, plat logam, peralatan elektronik berbahan besi, komponen mesin, pagar besi, dan berbagai limbah konstruksi yang mengandung material logam.
Q: Biasanya dijual untuk apa?
A: Besi tua dijual untuk didaur ulang menjadi bahan baku industri manufaktur, konstruksi, otomotif, dan pembuatan produk logam baru dengan biaya produksi yang lebih ekonomis dibandingkan menggunakan bijih besi murni.
Q: Dimana bisa menjual?
A: Besi tua bisa dijual di pengepul lokal, pasar loak, pabrik daur ulang, platform online marketplace, atau melalui aplikasi digital yang khusus menangani perdagangan scrap metal.
Q: Cara menjual bagaimana?
A: Cara menjual besi tua dimulai dari mengumpulkan dan memilah material, mencari informasi harga di beberapa pengepul, melakukan negosiasi, kemudian melakukan transaksi dengan penimbangan dan pembayaran di tempat.
Kesimpulan
Besi tua atau scrap metal merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan peluang bisnis yang menjanjikan bagi siapa saja yang mau memanfaatkannya. Dengan memahami klasifikasi, harga pasar, dan cara penjualan yang tepat, kita bisa mengoptimalkan keuntungan dari material bekas yang selama ini mungkin diabaikan.
Bisnis daur ulang logam ini tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga berkontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan melalui pengurangan limbah dan penghematan sumber daya alam. Mulai dari sekarang, mari manfaatkan setiap potongan besi bekas sebagai investasi yang menguntungkan dan ramah lingkungan.